Went Unkown and Alone
Sebuah Prolog
Aku pernah mengenal tempat ini, sebuah pulau kecil yang terletak di antara besarnya Sumatra dan Kalimantan. Namun setelah beberapa tahun tidak hidup di sini, tempat yang dulu begitu akrab dan sangat ku kenal kini menjadi asing. Orang-orang yang dulu begitu akrab perlahan tak menganggap dan bahkan beberapa di antaranya sudah menghilang dari lingkungan.
Berjalan di tengah semaraknya desa dan menyelusuri setiap tempat nostalgia, aku mulai merasa asing dan merasa tidak diterima. Tak ada lagi teman akrab yang biasa cukup sekedar tegur sapa. Rasa yang nyaman dan tidak diterima mulai menjalar dalam diriku, namun aku bertekad untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Setelah bercengkrama dengan nostalgia, aku mulai menyadari bahwa banyak hal yang telah berubah sejak aku pergi. Zaman dan Orang-orang telah berpindah ke tempat yang lebih baik dan tempat ini sudah tidak seperti dahulu lagi.
Aku berusaha untuk mengingat kembali setiap kenangan indah yang pernah terjadi di sini, 'mengambil buku yang tersimpan rapih dari lemari yang sudah mati sejak aku pergi', namun sepertinya semuanya sudah terlupakan. Rasa sedih dan kehilangan mulai merasuk dalam diriku, namun aku bertekad untuk tidak menyerah.
Bagaimanakah selanjutnya yang akan kulakukan ketika aku berada di tempat 'where I am not belong anymore'? Apakah aku akan kembali ke masa lalu dan mencari kebahagiaan yang hilang, atau memulai petualangan baru dan menemukan hal-hal baru yang indah? Konsekuensi dari setiap pilihan pasti akan mempengaruhi masa depanku dan hidupku selanjutnya.
Perjalanan yang baru kini akan dimulai lagi. Dalam setiap buku, ada namanya permulaan yang kemudia disebut sebagai 'Prolog'. Dalam lembar ini, Went Unkown & Alone, sebuah cerita tentang perjalananku di tempat yang kini asing, akan di mulai.
Baca Juga : Prolog 'Teruntuk Sahabat Pena'
Baca Juga : Prolog 'Indiary : 13 Cerita'
#0
***
0 Komentar