Seize The Day
Di sebuah pelataran kamar kos-kosan ku yang berada di lantai 2, menghisap sebatang tembakau dengan gulungan kertas putih, "saus keluarga sampoerna memang sempurna".
Kini, sehabis hujan Tercipta refrain. Mengingatkan hal yang berkesudahan di masalalu. Misalnya, yang teringat saat ini adalah ketika masa-masa ku di pertengahan sebagai mahasiswa. sekarang hampir genap 6 tahun sudah menjadi mahasiswa.
Tapi bukan itu yang aku ingin ceritakan, hal sebelumnya adalah perkenalan sedikit tentang siapa aku. Yang ingin kuberitahukan adalah satu cerita di saat penghujung pekan seperti ini. Katakanlah ini sebagai curahan hati melenturkan jari tangan yang sudah lama berdiam di atas keyboard. Walaupun untuk beberapa waktu aku juga bermain gitar klasik hanya karena penasaran, yang hasilnya ya menjadi tidak ahli.
Tadi ku lihat seorang bapak, mengenakan pakaian serba hitam dengan penutup kepala, sesaat kupikir bapak itu botak. Matanya tajam, berjalan cepat kedepan, melawati gang sempit di bawah kosanku. Sepatunya basah, bahan yang bagus untuk cuaca dingin seperti ini, namun sayangnya itu sudah kotor.
Saat di persimpangan gang, yang mana di sebelahnya adalah warung, berdiri mematung, lalu dia mengeluarkan selulernya. Seorang bapak-bapak dengan umur kisaran 40 tahunan menggunakan HP samsung yang kurasa itu adalah samsung s9, HP canggih yang sedang marak di pasaran sekarang. Tidak tahu apa yang dilakukannya lama menatap layar telpon tersebut.
Dia masih berdiri untuk beberapa saat. Sesekali melihat layar telpon genggamnya, dan aku masih saja meluapkan asap ke udara dan menyeruput kopi hitam yang tadi siang kubeli dari warung di sebelah bapak itu.
Telpon genggamnya berbunyi, nadanya kencang sekali, dengan lagu 'Avanged Sevenfold' yang berjudul 'seize the day', sejenak ku tersenyum "Keren juga nih bapak, tampilannya keren, HPnya canggih, nada dering teleponnyapun avanged".
Tidak terdengar jelas apa yang dibicarakannya, namun terlihat jelas dia menyampaikan konfirmasi dengan kata "siap" berulang-ulang kali. Pembicaraan berhenti, HP dimasukan ke saku jaket kulitnya dan berjalan ke arah gang depan warung. Kupikir, pemandangan itu berhenti di situ, kumatikan rokok dan membawa kopiku masuk ke dalam kamar.
Ku duduk di depan laptop, menuliskan beberapa twit "bagaimana jika aku menulis cerita". Kemudian, aku posting bersamaan dengan diputarnya lagu 'seize the day', yang tadi teringat dari nada dering bapak tersebut.
Tiba-tiba di bawah terdengar teriakan seorang ibu-ibu "MASYAALLAAAAH..." dengan suara yang sangat kencang sekali.
Sejenak ku terdiam, namun lagu di playlist youtube terus berjalan, terdengar lagi teriakan kedua, kali ini teriakannya seperti seseorang ketakutan. Spontan aku langsung turun ke bawah. Ternyata suara itu berasal dari dalam rumah ibu kos yang saat ini kutinggali.
banyak orang berdatangan, dan memanggil penghuni rumah, namun tidak ada jawaban.lalu beramai-ramai mereka berusaha mendobrak pintu rumah yang terkunci dari dalam. sementara di dalam hanya ada suara tangisan seseorang.
Aku tidak tahu ada apa di dalam sana, karena aku tidak ikut masuk. Hanya saja 3 orang warga sekitar membawa keluar ibu kos ku yang sudah tak sadarkan diri. Aku hanya melihat dari kerumunan depan rumah bersama dengan ibu-ibu dan beberapa anak remaja. seseorang dari kerumunan bertanya dengan bisikan "Ada apa sih ini ?" "Anak ibu mus bunuh diri" Jawab ibu yang lainnya . Terkaget aku terheran heran mendengar pernyataan itu. Namun belum diketahui penyebabnya.
Beberapa orang tiba-tiba datang dengan pakaian hitam-hitam, bapak yang tadi ku lihat. langsung menyelonong masuk ke dalam. Langsung fikiranku berkata bahwa mereka adalah polisi. "namun terkait masalah apa ?" benakku berkata. dengan sekejap pertanyaan itu mendapat jawaban dengan pakaian salah satu orang pakaian hitam itu yang terlulis BNN.
***
0 Komentar